Atap asbes sudah lama digunakan masyarakat karena dikenal murah dan mudah dipasang. Bahan ini terbuat dari serat dan silikat mineral yang tahan panas, bahkan bisa menahan suhu hingga 800 derajat Celsius. Bentuknya yang ringan dan berupa lembaran membuatnya praktis digunakan di berbagai jenis bangunan, terutama rumah tinggal.
Namun, seiring waktu, risiko dari penggunaan atap asbes mulai terungkap. Meski dulunya populer, kini banyak pengembang mulai meninggalkan material ini karena dampaknya terhadap kesehatan. Walau masih bisa ditemukan di beberapa bangunan lama, penggunaan atap asbes semakin jarang karena pertimbangan keselamatan jangka panjang.
Risiko Kesehatan dari Serat Mikro Asbes
Bahaya atap asbes yang paling serius adalah pada partikel mikro yang tidak terlihat. Serat ini bisa terlepas ke udara dan masuk ke saluran pernapasan tanpa disadari. Sekali terhirup, partikel tersebut dapat tinggal lama di paru-paru dan menimbulkan berbagai penyakit.
Berikut adalah beberapa risiko kesehatan yang sering dikaitkan dengan bahaya atap asbes. Pertama, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang disebabkan oleh partikel halus asbes. Partikel ini dapat melukai saluran pernapasan, menyebabkan sesak napas, batuk, dan bahkan radang paru-paru. Kedua, kanker paru-paru menjadi salah satu risiko paling berbahaya. Serat asbes yang masuk ke paru-paru dapat merusak jaringan secara perlahan dan memicu tumbuhnya sel kanker.
Selain itu, ada juga kondisi yang disebut plak pleura, yaitu penebalan lapisan paru-paru yang mengganggu fungsi pernapasan. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berkembang menjadi penyakit kronis. Tak kalah serius, paparan asbes juga dapat menyebabkan asbestosis dan mesothelioma dua penyakit paru-paru yang mematikan dan umumnya muncul setelah puluhan tahun terpapar.
Bahaya-bahaya ini menunjukkan bahwa penggunaan atap asbes bukan hanya soal material bangunan, tapi juga menyangkut kesehatan jangka panjang penghuni rumah. Berdasarkan data IOSH, lebih dari 100.000 pekerja konstruksi meninggal setiap tahun akibat paparan asbes. Hal ini menjadi alasan kuat mengapa banyak negara, termasuk Inggris, telah melarang penggunaannya sejak tahun 1999.
Kelemahan Fisik dan Ketahanan Atap Asbes

Selain membahayakan kesehatan, bahaya atap asbes juga muncul dari ketahanannya yang rendah. Meskipun ringan, material ini rapuh dan mudah pecah. Sekali retak, satu lembar penuh harus diganti.
Dijual Unit LRT City Ciracas Tower Azure lantai 23 No. Unit 29 2 BR
Jl. Pengantin Ali , Jakarta Timur, DKI Jakarta
Apartemen Strategis di LRT City Ciracas yang nempel dengan stasiun LRT Ciracas LRT City Ciracas Tower Azure lantai 23 No Unit 29 2...
Pemasangan atap asbes memerlukan kehati-hatian tinggi. Jika terinjak atau terkena benturan, lembarannya bisa patah dan mencemari lingkungan sekitar dengan debu halus berbahaya. Hal ini menyebabkan biaya pemeliharaan justru menjadi lebih tinggi dibandingkan atap jenis lain.
Panas Berlebih Atap Asbes
Salah satu kekurangan lain dari atap asbes adalah kemampuannya menyerap panas. Ruangan di bawah atap terasa lebih gerah, apalagi saat musim kemarau. Ini membuat penggunaan atap asbes kurang ideal untuk wilayah tropis seperti Indonesia.
Beberapa cara untuk mengurangi panas antara lain:
- Melapisi bagian bawah atap dengan aluminium foil
- Menggunakan cat penolak panas
- Meningkatkan ventilasi ruangan
Namun, solusi tersebut tetap tidak bisa menghilangkan bahaya atap asbes yang utama, yaitu risiko kesehatan jangka panjang. Di sisi lain, desain atap asbes juga sangat terbatas. Umumnya hanya tersedia dalam bentuk lembaran abu-abu tanpa variasi model. Hal ini membuatnya terlihat monoton dan kurang menarik dibandingkan material atap lain seperti genteng metal atau bitumen.
Pertimbangan Penggunaan Material Alternatif
Dengan banyaknya risiko yang ditimbulkan, penting untuk mempertimbangkan alternatif yang lebih aman. Material seperti atap fiber semen atau genteng metal kini menjadi pilihan lebih bijak. Selain bebas dari bahaya atap asbes, bahan-bahan tersebut juga tersedia dalam berbagai desain modern dan ramah lingkungan.
Bagi yang masih ragu dalam menentukan jenis atap, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional bangunan. Mereka dapat membantu memilih material yang sesuai dengan kondisi iklim, kebutuhan, serta anggaran yang tersedia. Menghindari bahaya atap asbes berarti melindungi kesehatan keluarga dan meningkatkan kenyamanan di dalam rumah.
Jika Anda ingin mendapatkan lebih banyak tips seputar rumah, properti, dan gaya hidup sehat, jangan ragu untuk mengunduh aplikasi Jitu Property. Tersedia di: Google Play Store dan App Store, Temukan inspirasi hunian dan solusi properti terpercaya di ujung jari Anda!