Perdebatan vape vs rokok menjadi umum di kalangan pengguna baru maupun perokok aktif. Banyak yang berpikir vape lebih aman karena tidak menghasilkan asap seperti rokok konvensional. Namun, persepsi ini perlu ditinjau ulang dengan mempertimbangkan kandungan kimia dan dampak kesehatannya.
Baik vape maupun rokok sama-sama mengandung zat yang dapat merusak organ tubuh. Untuk memahami risiko masing-masing, penting membandingkan komponen, efek jangka panjang, serta potensi ketergantungan dari keduanya.
Kandungan Berbahaya dalam Vape vs Rokok

Rokok konvensional dikenal mengandung tar, karbon monoksida, arsenik, dan amonia. Zat-zat ini menyebabkan kerusakan paru, meningkatkan risiko kanker, dan memicu penyakit jantung. Tar yang menempel di paru-paru dapat menyebabkan sesak napas kronis dan memperburuk kondisi asma.
Sementara itu, cairan vape mengandung nikotin, propylene glycol, perasa buatan, dan senyawa seperti formaldehida serta diacetyl. Saat cairan ini dipanaskan, uap yang dihasilkan bisa menjadi racun jika terhirup dalam jangka panjang. Nikotin yang terdapat pada vape dapat menyebabkan ketergantungan layaknya rokok biasa.
Dijual Apartment Saffron Noble Sentul City Lantai 17 Unit 17 Suite A
Jl. MH. Thamrin No.63, Sentul City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Dijual Apartment Saffron Noble Sentul City Lantai 17 No unit 17 Suite A Tower pertama draped 4 tower Saffron Residence di CENTERRA...
Dampak Jangka Panjang
Penggunaan rokok konvensional telah terbukti menyebabkan berbagai penyakit kronis. Selain kanker paru, zat kimia dari asap rokok dapat menembus pembuluh darah dan merusak sistem kardiovaskular. Risiko serangan jantung dan stroke meningkat seiring durasi merokok.
Sementara itu, pengguna vape juga menghadapi risiko iritasi saluran pernapasan. Beberapa kasus menunjukkan pengguna mengalami EVALI, yaitu cedera paru yang dikaitkan langsung dengan penggunaan produk vape. Selain itu, uap vape dapat menyebabkan batuk kronis, nyeri dada, dan sesak napas pada sebagian penggunanya.
Efek Vape pada Jantung dan Otak
Kandungan nikotin pada vape memicu peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Hal ini memberi tekanan tambahan pada jantung, yang berpotensi memicu gangguan irama jantung. Jika digunakan rutin dalam jangka panjang, risiko gangguan kardiovaskular bisa meningkat.
Paparan nikotin sejak usia muda dapat mengganggu perkembangan otak. Remaja yang menggunakan vape cenderung mengalami gangguan konsentrasi, kesulitan mengendalikan emosi, dan penurunan daya ingat. Hal ini karena nikotin memengaruhi sistem saraf pusat yang masih berkembang.