Bahan furniture berkelanjutan menjadi perhatian utama dalam memilih furnitur modern saat ini. Semakin banyak orang mempertimbangkan dampak lingkungan dari setiap keputusan pembelian mereka.
Furnitur dari bahan berkelanjutan tidak hanya awet, tapi juga aman digunakan. Materialnya berasal dari sumber daya dan dapat didaur ulang. Bahan-bahan tersebut tidak beracun dan tidak membutuhkan perawatan berlebih. Hasil akhirnya adalah produk yang ramah lingkungan serta efisien secara biaya dalam jangka panjang.No Jenis Bahan Keunggulan Utama 1 Kayu Bersertifikasi Ramah lingkungan, tahan lama, penyimpan karbon 2 Bambu Tumbuh cepat, kuat, menyerap CO? 3 Logam (Baja & Alumunium) Dapat didaur ulang tanpa batas, ringan & tahan 4 Kain Alami Tidak beracun, dapat diperbarui, mudah diperbaiki 5 Bahan Daur Ulang Mengurangi limbah, hemat energi produksi 6 Bio-plastik & Jamur Alternatif plastik, rendah emisi, inovatif
Kayu dan Bambu

Kayu adalah bahan furniture berkelanjutan yang banyak digunakan karena kekuatannya. Namun, hanya kayu bersertifikat seperti FSC dan PEFC yang tergolong ramah lingkungan.
Jenis kayu seperti pinus, oak, dan beech memiliki siklus tumbuh yang berbeda-beda. Pinus tumbuh cepat, sedangkan oak sangat kuat dan menyerap karbon dalam jumlah besar.
Dijual Unit LRT City Ciracas Tower Azure lantai 18 No. Unit 51 2 BR-2
Jl. Pengantin Ali , Jakarta Timur, DKI Jakarta
Dijual Unit LRT City Ciracas Tower Azure lantai 18 No Unit 51 2 BR 2 Hai Elartizen Miliki hunian dengan konsep TOD Terbesar di Jak...
Selain kayu baru, kayu reklamasi juga menjadi pilihan. Kayu ini berasal dari bangunan lama dan diolah ulang menjadi perabot tahan lama.
Di sisi lain, bambu adalah bahan alternatif yang tumbuh lebih cepat dari pohon. Dalam satu hari, beberapa jenis bambu bisa tumbuh lebih dari 30 cm.
Bambu cocok digunakan sebagai meja, rak, hingga kursi. Selain ringan dan fleksibel, bambu juga menyerap karbon dan melepaskan oksigen dalam jumlah besar.
Logam dan Kain Alami

Baja dan aluminium dikenal tahan lama serta bisa didaur ulang tanpa batas. Daur ulang aluminium bahkan menghemat hingga 95% energi produksi awalnya.