Konsumsi harian yang tidak terkendali dapat menyebabkan bahaya gula pasir bagi tubuh manusia. Banyak orang mengabaikan fakta ini karena terbiasa dengan rasa manis yang menyenangkan dan cepat memberikan energi. Padahal, gula pasir termasuk jenis gula tambahan yang rentan memicu berbagai gangguan metabolisme. Pengaruhnya terhadap fungsi organ bisa muncul tanpa disadari dalam jangka panjang.
Kehadiran minuman manis dalam kemasan dan minuman kekinian menjadi salah satu penyumbang utama konsumsi gula berlebih. Dalam satu porsi kopi susu, teh boba, atau soda, kadar gula bisa mencapai 30–50 gram. Jumlah ini melampaui batas anjuran konsumsi harian yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, yaitu 50 gram per hari untuk orang dewasa.
Bahaya gula pasir semakin meningkat ketika konsumen tidak menyadari informasi gizi pada label produk. Gula sering tersembunyi di balik istilah seperti sirup jagung, fruktosa, glukosa, atau sukrosa. Tanpa kendali, tubuh terus menerima asupan gula yang akhirnya berdampak pada keseimbangan hormon insulin, sistem pernapasan, hingga tekanan darah.
Dampak Kesehatan dari Gula Pasir yang Berlebihan

Meningkatnya kasus gagal ginjal di usia muda menunjukkan seriusnya dampak bahaya gula pasir dalam kehidupan sehari-hari. Gejala awal seperti sering haus, penglihatan buram, hingga luka yang sulit sembuh, kerap muncul tanpa disadari sebagai sinyal gangguan gula darah. Dalam jangka panjang, ini bisa berkembang menjadi diabetes melitus atau penyakit metabolik lainnya.
Dijual Unit LRT City Cibubur lantai 21 No. Unit 6 Tipe Studio
Jl. Kesuma Puri Raya , Depok, Jawa Barat
Dijual Unit LRT City Cibubur lantai 21 No Unit 5 Tipe Studio Apartment Nempel Stasiun LRT Cibubur Cukup Booking 5jt Cicilan 2jt an...
Gula pasir juga berkaitan erat dengan risiko obesitas. Konsumsi gula yang tinggi meningkatkan kadar trigliserida dalam darah, memicu peradangan kronis, dan mempercepat penumpukan lemak di organ seperti hati. Kondisi ini bisa berkembang menjadi fatty liver dan memicu komplikasi lebih lanjut.
Langkah Mengurangi Bahaya Gula Pasir
Agar terhindar dari bahaya gula pasir, penting untuk mulai mengubah kebiasaan kecil dalam pola makan. Berikut beberapa strategi praktis:
- Kurangi frekuensi ngemil makanan manis.
- Pilih air mineral dibanding minuman berperasa tinggi gula.
- Biasakan membaca label kandungan gula pada kemasan.
- Ganti gula pasir dengan pemanis alami seperti madu murni dalam jumlah terbatas.
Jika ingin mengonsumsi buah, pilih yang rendah gula seperti apel, pir, atau stroberi. Hindari jus buah kemasan karena umumnya telah mengalami penambahan gula dan kehilangan serat. Bahaya gula pasir tetap mengintai jika konsumsi tidak dikombinasikan dengan serat, protein, atau lemak sehat yang membantu memperlambat penyerapan glukosa.
Pentingnya Edukasi dan Kontrol Konsumsi Gula
Kebiasaan masyarakat yang menganggap wajar makanan manis harus dibarengi dengan edukasi bahaya gula pasir secara luas. Mulai dari rumah tangga hingga institusi pendidikan, pengendalian konsumsi gula harus menjadi bagian dari gaya hidup sehat. Pemerintah pun telah mengatur batasan konsumsi melalui kebijakan seperti Permenkes Nomor 30 Tahun 2013.