Atap asbes sudah lama digunakan masyarakat karena dikenal murah dan mudah dipasang. Bahan ini terbuat dari serat dan silikat mineral yang tahan panas, bahkan bisa menahan suhu hingga 800 derajat Celsius. Bentuknya yang ringan dan berupa lembaran membuatnya praktis digunakan di berbagai jenis bangunan, terutama rumah tinggal.
Namun, seiring waktu, risiko dari penggunaan atap asbes mulai terungkap. Meski dulunya populer, kini banyak pengembang mulai meninggalkan material ini karena dampaknya terhadap kesehatan. Walau masih bisa ditemukan di beberapa bangunan lama, penggunaan atap asbes semakin jarang karena pertimbangan keselamatan jangka panjang.
Risiko Kesehatan dari Serat Mikro Asbes
Bahaya atap asbes yang paling serius adalah pada partikel mikro yang tidak terlihat. Serat ini bisa terlepas ke udara dan masuk ke saluran pernapasan tanpa disadari. Sekali terhirup, partikel tersebut dapat tinggal lama di paru-paru dan menimbulkan berbagai penyakit.
Berikut adalah beberapa risiko kesehatan yang sering dikaitkan dengan bahaya atap asbes. Pertama, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang disebabkan oleh partikel halus asbes. Partikel ini dapat melukai saluran pernapasan, menyebabkan sesak napas, batuk, dan bahkan radang paru-paru. Kedua, kanker paru-paru menjadi salah satu risiko paling berbahaya. Serat asbes yang masuk ke paru-paru dapat merusak jaringan secara perlahan dan memicu tumbuhnya sel kanker.
Dijual Unit LRT City Ciracas Tower Azure lantai 21 No. Unit 49 2 BR-2
Jl. Pengantin Ali , Jakarta Timur, DKI Jakarta
Unit LRT City Ciracas Tower Azure lantai 21 No Unit 49 2 BR 2 Hai Elartizen Miliki hunian dengan konsep TOD Terbesar di Jakarta de...
Selain itu, ada juga kondisi yang disebut plak pleura, yaitu penebalan lapisan paru-paru yang mengganggu fungsi pernapasan. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berkembang menjadi penyakit kronis. Tak kalah serius, paparan asbes juga dapat menyebabkan asbestosis dan mesothelioma dua penyakit paru-paru yang mematikan dan umumnya muncul setelah puluhan tahun terpapar.
Bahaya-bahaya ini menunjukkan bahwa penggunaan atap asbes bukan hanya soal material bangunan, tapi juga menyangkut kesehatan jangka panjang penghuni rumah. Berdasarkan data IOSH, lebih dari 100.000 pekerja konstruksi meninggal setiap tahun akibat paparan asbes. Hal ini menjadi alasan kuat mengapa banyak negara, termasuk Inggris, telah melarang penggunaannya sejak tahun 1999.
Kelemahan Fisik dan Ketahanan Atap Asbes

Selain membahayakan kesehatan, bahaya atap asbes juga muncul dari ketahanannya yang rendah. Meskipun ringan, material ini rapuh dan mudah pecah. Sekali retak, satu lembar penuh harus diganti.
Pemasangan atap asbes memerlukan kehati-hatian tinggi. Jika terinjak atau terkena benturan, lembarannya bisa patah dan mencemari lingkungan sekitar dengan debu halus berbahaya. Hal ini menyebabkan biaya pemeliharaan justru menjadi lebih tinggi dibandingkan atap jenis lain.