Pemerintah kembali menyalurkan bantuan sosial (bansos) di bulan Juli 2025 kepada jutaan masyarakat Indonesia. Dana ini tentu sangat membantu, terutama di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok. Namun, alih-alih hanya digunakan untuk konsumsi sesaat, dana bansos juga bisa dimanfaatkan untuk tujuan jangka panjang seperti menabung rumah pertama.
Mengapa ini penting? Karena harga properti terus meningkat setiap tahunnya, dan semakin awal kita memulai menabung, semakin besar peluang memiliki rumah sendiri. Melalui artikel ini, kamu akan menemukan berbagai tips untuk menabung rumah pertama menggunakan dana bansos — dengan strategi yang masuk akal, mudah diterapkan, dan tetap realistis sesuai kondisi keuangan.
Kenapa Harus Mulai Menabung Rumah Pertama Sekarang?
1. Harga Rumah Terus Naik
Data dari sejumlah lembaga survei properti menunjukkan bahwa harga rumah di kawasan urban dan semi-urban meningkat rata-rata 5–10% per tahun. Artinya, jika kamu menunda satu atau dua tahun lagi, harga rumah yang sekarang terjangkau bisa jadi tidak lagi sesuai dengan kemampuan finansialmu di masa depan.
2. Tabungan Kecil tapi Konsisten Lebih Efektif
Menabung rumah bukan berarti langsung memiliki ratusan juta rupiah. Bahkan, dengan menyisihkan Rp200.000 – Rp500.000 per bulan, kamu sudah bisa membangun dana DP rumah dalam waktu beberapa tahun. Dana bansos bisa menjadi awal dari tabungan tersebut.
Dijual Unit LRT City Royal Sentul Park Studio Plus Lantai 14 No. 23
Jl. Sentul Raya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Dijual Unit Apartment LRT City Royal Sentul Park Studio Plus Lantai 14 No 23 Tower 1A Non Furnished Unit Kosongan Luas unit 27 50 ...
Tips untuk Menabung Rumah Pertama dengan Dana Bansos
1. Langsung Pisahkan Minimal 30% dari Dana Bansos
Setelah bansos cair, jangan tunda. Segera alokasikan minimal 30% ke dalam rekening khusus untuk tabungan rumah. Misalnya, dari bansos Rp600.000, kamu sisihkan Rp200.000 sebagai awal tabungan. Jangan disatukan dengan uang belanja harian agar tidak tergoda untuk digunakan.
2. Catat Semua Pengeluaran Harian
Dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran, kamu bisa mengevaluasi bagian mana dari pengeluaran yang bisa ditekan. Banyak orang tidak sadar bahwa kebocoran keuangan mereka justru berasal dari pengeluaran kecil tapi sering, seperti langganan yang tidak dipakai, jajan berlebihan, atau transportasi yang bisa dihemat.