Pada 2025, sektor properti komersial di Indonesia mengalami lonjakan permintaan signifikan. Data dari sejumlah pengembang menunjukkan permintaan ruko dan gudang meningkat hingga 20% dibanding tahun sebelumnya, terutama di kota-kota satelit dan kawasan industri.
Pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi pendorong utama, karena banyak pelaku usaha membutuhkan tempat usaha, gudang penyimpanan, dan lokasi distribusi untuk memperluas bisnisnya.
UMKM yang terus berkembang pascapandemi mendorong permintaan properti komersial. Dengan meningkatnya penjualan online dan distribusi produk lokal, kebutuhan ruang usaha dan logistik ikut bertambah.
Proyek jalan tol, pelabuhan, dan kawasan ekonomi khusus di berbagai daerah membuat lokasi strategis semakin diminati. Hal ini berdampak langsung pada permintaan ruko dan gudang meningkat di area penyangga kota besar.
Meningkatnya transaksi e-commerce menuntut pelaku bisnis untuk memiliki pusat penyimpanan dan distribusi yang dekat dengan pasar utama. Gudang dan ruko berfungsi sebagai pusat operasional yang vital untuk memenuhi kebutuhan ini.
Bekasi, Tangerang, dan Depok menjadi area dengan kenaikan permintaan ruko dan gudang meningkat paling signifikan, karena dekat dengan pusat ekonomi dan memiliki akses transportasi yang memadai.
Cikarang, Karawang, serta Batang yang menjadi pusat kawasan industri juga mencatat kenaikan signifikan pada sektor ruko dan gudang, seiring banyaknya investor baru yang membuka usaha.